Kamis—Jumat (12—13/08/2021) lalu, FlexyPack berhasil menyelenggarakan kolaborasi kegiatan webinar daring bersama dengan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo yang bertajuk “Pelatihan Pengembangan Branding dan Kemasan yang Inovatif dan Ramah Lingkungan”.
Pelatihan daring tersebut sukses diminati sebanyak 120 UMKM se-Solo Raya termasuk lima UMKM perwakilan dari setiap kabupaten/kota yang telah dikurasi oleh dinas terkait, UMKM binaan, dan mitra BI Solo. Perlu diketahui, pelatihan tersebut merupakan keberlanjutan dari program pendampingan UMKM Virtual Expo (UVE) Solo Raya tahun 2020–2021.
Nugroho Joko Prastowo, selaku Kepala Perwakilan BI Solo mengatakan, “Pelatihan ini bertujuan menjawab salah satu masalah yang sering kali dialami oleh mayoritas UMKM, yakni kurangnya pemahaman branding dan packaging untuk menjaga kesinambungan usahanya.”
“Kebanyakan para pelaku bisnis UMKM masih berfokus pada produksi dan penjualan semta; yang penting laku dijual; mereka melupakan sisi branding produknya,” tutur Nugroho dalam sambutan pertama dalam pembukaan, Kamis (12/8).
Nugroho menambahkan, branding dan packaging menjadi satu pilar untuk memperluas pemasaran dan meningkatkan usaha UMKM. Keduanya menjadi faktor penentu. Branding merupakan identitas untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
“Kalau sudah di-branding maka orang akan kenal. Kalau di-packing bagus maka menunjukkan kualitas, harganya pasti beda. Produk berdasarkan branding dan packaging akan membuat kesan berbeda dari pembeli. Harapannya bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat,” pungkas Nugroho.
Sementara itu, Asisten Sekda Surakarta, Agus Sutrisno mengatakan, seluruh UMKM harus mampu mem-branding dan mengemas produk yang telah diproduksi. Hal ini akan berdampak positif bagi para UMKM yang bisa mengimplementasikan ranah operasional dan pemasaran sosial.
“Dengan branding UMKM bisa memberi pencitraan dari UKM jadi para pelanggan bisa ingat dan tahu sebuah logo si konsumen langsung ingat. Kalau sudah berhasil yakin bisa tumbuh dan berkembang, lebih-lebih di era saat ini digital bukanlah hal yang baru,” terang Sutrisno.
Ia menambahkan, strategi branding akan lebih sempurna apabila diikuti dengan kemasan inovatif dari produk yang dihasilkan. Pengemasan yang bagus akan menarik konsumen. Kemasan yang inovatif dan ramah lingkungan akan mendorong UMKM lebih berkembang dan naik kelas.
“Pelatihan ini saya yakin akan berdampak positif dan signifikan, apabila para pelaku UMKM bisa mengimplementasikan dalam operasional maupun pemasaran dari produk-produk yang dihasilkan,” jelasnya.
Selanjutnya ada co-Founder dari Indonesia Branch Advisit Network, Aries Adenata turut berbagi ilmu juga bagaimana membangun sebuah merek mulai dari brand awareness, brand image, hingga brand positioning. Aries menjabarkan, branding adalah proses pengenalan produk kita kepada konsumen dengan cara membentuk persepsi agar masuk ke dalam ruang ingatan masing-masing.
Trainer dari BisnisUKM.com, Rakmatniwa, membahas mengenai teknis pemilihan bahan dan bentuk kemasan inovatif, serta estetika kemasan yang dapat menjadi perangkap emosional ampuh untuk menarik perhatian konsumen.
Head of Business Development dari FlexyPack, Satrio Bimo, turut menjelaskan mengenai pengembangan desain dan betapa pentingnya kemasan food grade bersertifikasi yang dibutuhkan untuk menyatakan packaging suatu produk aman bagi kesehatan dan lingkungan sekitar. Dalam hal ini, FlexyPack turut memerhatikan kesinambungan antara kemasan produk untuk UMKM, proses branding, dan keseimbangan lingkungan.
“UMKM perlu menyediakan packaging suatu produk aman bagi kesehatan dan lingkungan sekitar,” jelas Bimo.
Semoga kita semua selaku penggiat UMKM bisa semakin melek akan betapa pentingnya packaging untuk branding di era digital saat ini. Terlebih juga pemilihan packaging yang tepat guna untuk produk dan keramahan lingkungan sekitar.
Nantikan keseruan cerita kegiatan lainnya.
Be a million dollar brand!