Kemasan kaleng kerap kita jumpai pada banyak produk olahan seperti manisan, sarden, susu kental manis, hingga kornet. Produk-produk tersebut memang sangat umum dikemas menggunakan kemasan kaleng, namun apakah pemakaian kemasan kaleng untuk produk-produk tersebut aman dan melindungi produk dengan maksimal?
Di era pandemi seperti sekarang ini, produk-produk olahan yang terkemas dalam sebuah kemasan menjadi salah satu alternative bagi masyarakat. Hal ini seiring dengan anjuran dan ketentuan pemerintah untuk tetap berada di rumah dan kebijakan pembatasan sosial yang dilakukan di beberapa wilayah.
Walau di rumah aja, produsen tetap bisa melayani dan menjangkau konsumen dengan menyajikan produk terkemas. Dalam hal ini, mengemas produk unggulan menjadi produk instan sehingga konsumen bisa mengonsumsinya secara pribadi dengan memasaknya sendiri menjadi cara terbaik bagi produsen untuk tetap menjajakan produk.
Baca juga : Plastik Kemasan Digital Lebih Bagus Daripada Sablon Plastik Kemasan?
Makanan terkemas yang beredar pun ada banyak sekali. Salah satu makanan terkemas yang sudah ada dari situasi pandemic sampai saat ini adalah kornet.
Kornet merupakan olahan daging sapi yang melalui proses pengawetan menggunakan air garam kemudian direbus. Umumnya, kornet memang terkemas menggunakan kemasan kaleng dalam berbagai ukuran.
Buat kamu produsen kornet, yakinkah kamu jika kemasan yang kamu gunakan selama ini bisa menjaga produk dengan maksimal?
Daftar Isi
Tentang kemasan kaleng
Kemasan kaleng merupakan jenis kemasan yang terbuat dari logam aluminimum maupun logam dari plat timah. Kedua bahan kemasan kaleng ini memiliki penggunaan dan pemakaian untuk produk yang berbeda.
Kemasan kaleng yang terbuat dari logam aluminium biasanya akan tercampur dengan bahan plastik tertentu. Kelemahan dari kaleng yang menggunakan bahan logam aluminium akan membuat kemasan mudah terkena korosi (berkarat). Hal tersebut juga membuat kemasan berlubang karena bahan yang sangat rentan.
Biasanya kemasan yang berbahan aluminium penggunaannya untuk industri minuman. Sementara itu, kemasan dengan bahan plat timah biasanya untuk produk makanan dan tutup botol. Kadar timah yang ada pada kemasan ini sekitar 1-1,25% dari berat kemasan.
Baca juga : Produk Frozen Food Terlaris! Cocok untuk Jadi Ide Jualan
Umumnya jenis kemasan kaleng memiliki 3 ukuran. Pertama, round can jadi kemasan yang sangat umum kita lihat karena penggunaannya banyak untuk produk minuman bersoda dan bir. Selanjutnya ada rectangular can yang berbentuk persegi yang pemakaiannya untuk mengemas produk daging seperti kornet dan makanan instant lainnya. Lalu jenis ketiga ada aerosol can yang pemakaiannya kerap kita jumpai pada produk pengharum ruangan, pembasmi serangga, hingga cat pylox.
Produk-produk yang ingin membuat desain yang tercetak langsung pada kemasan kalengnya akan menggunakan metode cetak lithographi (offset) atau offset metal decorating.
Apakah aman untuk produk makanan seperti kornet?
Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya, kemasan ini menggunakan bahan logam yang sebenarnya tidak boleh secara langsung mengenai produk konsumsi karena akan menimbulkan racun.
Bahan logam yang ada pada kemasan kaleng sangat mudah bereaksi dengan asam. Ketika produk mengandung tingkat keasaman yang tinggi, asam tersebut mudah bereaksi dan membuat logam larut.
Jika produk tersebut berada dalam kemasan untuk waktu yang lama, semakin banyak pula logam yang larut. Belum lagi tingkat korosif kaleng yang mudah terpicu dengan banyak hal membuat produk justru semakin rentan dan berbahaya karena sudah berinteraksi dengan logam.
Akibatnya produk tidak bisa terlindungi maksimal karena bahan kemasan yang ada justru membuat produk terkontaminasi. Jika begini terus, bisa jadi produk kornet justru tidak bertahan lama karena kemasan yang berkarat sehingga tidak layak jual lagi.
Adapun kerusakan lain yang kerap terjadi pada produk yang menggunakan kemasan kaleng adalah hydrogen swell. Hydrogen swell merupakan kerusakan yang terjadi karena tekanan hydrogen dari reaksi keasaman pada produk makanan yang meningkat namun pelapisan bagian dalam logam tidak sempurna.
Baca juga : Biji Kopi Indonesia: Bagaimana Cara Menjaga Kualitas Produknya?
Kondisi tersebut umumnya akan ditemui pada produk buah-buahan kaleng seperti ceri, rasberi, dan buah plum. Namun, kaleng sarden juga diketahui jadi salah satu produk yang bisa mengenai kondisi tersebut.
Kemasan yang korosif atau berkarat merupakan masalah lain yang pasti aka nada pada produk kalengan. Dalam waktu tertentu, kemasan ini akan mulai berkarat apalagi jika terkena air, nitrat, sulfur, hingga suhu akan sangat memicu karat pada kemasan.
Jika kemasan mulai berkarat sampai berbentuk lubang, kadar gizi yang ada kemungkinan akan berkurang. Kemasan kaleng sampai saat ini masih kerap kita temui, namun, penggunaannya untuk menjadi wadah kemasan dalam jangka panjang sepertinya perlu produsen pikirkan matang-matang mengingat risiko-risiko yang ada.
Bagaimana solusinya?
Saat ini kaleng yang terbuat dari campuran logam dan bahan lainnya hanya jadi salah satu dari beragam jenis bahan yang digunakan dalam industri kemasan.
Produk kornet yang terbuat dari daging sapi sebenarnya punya beberapa alternative bahan kemasan lain yang juga cocok. Misalnya seperti kemasan plastik fleksibel.
Kemasan plastik fleksibel untuk produk kornet sebenarnya sudah cukup banyak penggunaannya selama ini. Beberapa merek besar sudah menjajakan produk kornetnya dalam kemasan plastik berbentuk sachet.
Jenis kemasan sachet memang menjadi opsi untuk konsumen sehingga pilihan yang ada untuk membeli produk kornet sesuai kebutuhan semakin banyak. Bahan plastik untuk mengemas kornet terbuat dari aluminium dengan kadar tertentu yang akan menjaga produk dari ancaman-ancaman yang merusak kualitas produk.
Tidak seperti bahan kaleng yang mudah berkarat bahkan jika terkena air, kemasan plastik tidak akan berkarat dan tetap aman walau direndam air sekalipun. Bahan kaleng akan menjaga produk dari sinar matahari, kemasan plastik fleksibel dengan bahan aluminium pun akan menghalau sinar matahari masuk ke dalam kemasan.
Kemasan berbahan plastik berbentuk sachet memiliki berat yang sangat rngan sehingga jika produk kornet ingin kamu kirim ke lokasi yang jauh tidak akan membuat ongkos kirim mahal karena berat kemasan.
Pada kemasan sachet masa kini juga mudah kamu tambahkan desain yang menarik. Desain kemasan kornet akan membuat kemasan terlihat menarik dan mudah dikenali konsumen sehingga konsumen bisa mengingat produkmu dengan mudah.
Dalam hal ini kamu juga bisa membuat informasi produk yang lengkap. Informasi terkait gizi produk, saran penyajian, tanggal produksi, lokasi produksi jadi hal yang penting untuk kamu perhatikan. Informasi-informasi tersebut seharusnya ada pada kemasan kornet karena akan membantu konsumen untuk mengetahui produk lebih dalam.
Kesimpulan
Kemasan kaleng untuk mengemas produk kornet sudah menjadi bahan yang sangat umum penggunaannya. Namun, untuk waktu yang cukup panjang, kemasan ini bisa berdampak buruk bagi produsen maupun konsumen.
Dari sisi produsen, kemasan jenis ini mudah membawa perubahan buruk pada produk karena bahan kemasan yang mudah bersifat korosif dan bahan logam yang ada mudah larut pada produk. Ketika kemasan produk sudah korosif, produk tersebut bahkan sudah tidak layak jual sehingga menyebabkan kerugian.
Sedangkan dari sisi konsumen, kornet yang terkemas dengan bahan yang tidak mampu melindungi produk secara maksimal akan membuat kornet berkurang kadar gizinya. Selain itu, kornet jadi tidak begitu sedap lagi ketika akan konsumen konsumsi.
Untuk produsen UMKM yang menjual produk kornet, jangan sampai kamu salah menggunakan kemasan untuk produk, ya. Perhatikan bahan kemasan sebelum menggunakannya.