Seperti apa sih asal usul Imlek sehingga tradisinya bisa mengakar kuat hingga sekarang? Masyarakat Tionghoa merayakan tahun baru Imlek setiap tahunnya. Dulu perayaan Imlek memang hanya ada di Cina. Namun, tradisi ini malah mulai merambah hampir semua warga etnis Cina pada banyak negara.
Pada negara asalnya, Imlek terkenal dengan sebutan Chun Jie yang artinya Festival Musim Semi. Jadi, Imlek sendiri sebenarnya merupakan festival tahunan yang jadi acara spesial bagi orang Tionghoa di seluruh dunia. Maka, tidak heran jika Indonesia pun ikut merasakan kesemarakan Imlek tiap tahun sekali.
Selain itu, tahun baru Imlek juga identik dengan warna merah. Kenapa bisa begitu ya? Nah, kali ini kita pelajari dulu yuk tentang sejarah Imlek beserta tradisi apa saja yang biasanya kita temukan.
Daftar Isi
Asal Usul Imlek
Sejarah Imlek sendiri sudah cukup melegenda karena berasal dari sebuah cerita yang berkembang turun-temurun. Dahulu kala ada monster bernama Nian (Tahun) yang selalu menyerang penduduk desa tiap awal tahun. Monster tersebut konon takut dengan cahaya terang, suara keras, dan warna. Hal-hal itulah yang akhirnya dapat mengusir keberadaan monster dari desa.
Maka, kejadian pengusiran monster tersebut itu lantas orang Tionghoa jadikan sebagai awal mula Tahun Baru Imlek. Pada momen tahun baru itu, orang-orang berharap muncul keberuntungan sekaligus kesejahteraan baru hingga akhirnya membawa kemakmuran.
Sementara berdasarkan sejarah, Imlek sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Kejadiannya bermula saat orang-orang Cina kuno berkumpul untuk merayakan masa akhir panen. Ada juga catatan yang menulis bahwa perayaan Imlek pertama terjadi saat Dinasti Zhou akan runtuh.
Perayaan akan hadirnya musim semi dimulai sejak tanggal 1 hingga tanggal 15 pada bulan ke-1. Orang-orang bersembahyang dan melakukan ritual doa sepanjang lima belas hari tersebut.
Hingga sekarang, Imlek menjadi perayaan bagi warga Tionghoa yang berada di kawasan Asia. Misalnya, Tibet, Taiwan, Korea, Vietnam, Singapura, Malaysia, hingga Indonesia. Masing-masing negara nyaris memiliki kemeriahan sama saat Imlek. Ya, hari Imlek memang merupakan momen gembira bagi semua etnis Tionghioa.
Kenapa Selalu Identik dengan Warna Merah?
Bukan hanya memiliki asal usul melegenda dan unik, Imlek juga punya ciri khas yang pastinya sudah sangat familier buat kita. Pernahkah muncul rasa penasaran, kenapa warna merah begitu mudah bertebaran saat Imlek? Ya, Imlek tidak akan pernah lepas dari hiasan atau ornamen berwarna merah.
Ornamen berwarna merah dapat kita temukan pada beragam benda atau tempat. Mulai dari angpao, pakaian, lentera, hiasan, kue keranjang, hingga barangsai. Ternyata simbol warna merah yang ada ini masih berhubungan dengan legenda monster alias naga tadi loh.
Nian merupakan naga yang tinggal dan bersembunyi dalam gua dan hanya akan keluar saat musim tertentu untuk mencari mangsa. Hingga suatu hari, ada seorang penduduk yang untuk pertama kalinya melihat Nian tampak ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak. Uniknya, anak kecil tersebut tengah memakai baju berwarna merah.
Maka, sejak saat itu seluruh penduduk percaya bahwa Nian alias monster naga tadi takut pada warna merah dan hal-hal berbau keramaian. Penduduk lantas memasang kembang api untuk menakuti-nakuti Nian. Lentera merah terpasang di tiap rumah sebagai upaya untuk mengusir Nian sekaligus melindungi rumah.
Berbekal legenda turun-temurun itulah akhirnya warna merah tetap identik dengan Imlek hingga saat ini. Para warga Tionghoa percaya bahwa warna tersebut membawa banyak kemakmuran atau kesejahteraan.
Tradisi Unik Imlek di Indonesia
Setelah mempelajari asal usul Imlek, waktunya kita mencermati tradisi unik apa saja yang biasanya muncul. Sama halnya seperti perayaan hari besar lain, Imlek punya kegiatan atau hal-hal unik tersendiri. Beberapa tradisi ini hanya ada pada saat Imlek:
1. Angpao
Anak-anak muda pasti menanti-nantikan angpao saat Imlek. Sesuai tradisi yang ada, orang-orang yang sudah menikah biasanya memberikan angpao kepada orang-orang yang belum menikah. Jadi, wajar jika semua anak rajin dan gembira mengumpulkan angpao dari sanak saudara.
Tidak ada ketentuan berapa jumlah atau isi angpao yang mesti diberikan. Hanya saja, sebagian orang Tionghoa memasukkan nominal 8 ke dalam angpao tersebut. Mereka mempunyai kepercayaan bahwa angka 8 adalah simbol dari kekayaan atau kemakmuran.
2. Hujan
Selain angpao, Imlek sering kali identik dengan hujan deras. Sadar atau tidak, kita sendiri mungkin sering abai pada hal ini. Kenyataannya, hujan memang kerap hadir sepanjang hari Imlek. Ternyata hal ini juga ada asal usulnya loh.
Hujan tidak selalu membawa duka hanya karena sulit bepergian ke mana-mana. Masyarakat Tionghoa justru senang dengan kedatangan hujan tepat saat Imlek. Pasalnya, mereka percaya bahwa hujan adalah simbol dari keberkahan dan pembawa rezeki.
3. Menyantap Ikan
Ikan adalah salah satu hidangan yang wajib ada saat perayaan Imlek. Namun, ada hal unik dari tradisi ini. Saat menyantap ikan bersama keluarga, hendaknya masyarakat Tionghoa hanya memakan satu sisinya saja. Sisi ikan lainnya tidak boleh mereka makan pada hari bersamaan, melainkan untuk hari esok.
Menyisakan ikan untuk besok ternyata ada artinya juga. Menurut kepercayaan, tradisi ini masih berhubungan dengan rezeki melimpah yang akan hadir buat keluarga yang memakannya. Unik juga ya!
4. Makanan Khas Imlek
Berbagai macam makanan akan terhidang saat perayaan Imlek. Ada kue keranjang, kue mangkok, manisan segi delapan, hingga mie. Biasanya tiap makanan yang ada punya makna tersendiri. Makanan tersebut menjadi simbol dari doa serta harapan sebuah keluarga selama Imlek.
Orang Tionghoa percaya bahwa kue keranjang dan mie adalah sebagai pembawa keberuntungan dan rezeki untuk tahun baru. Tidak heran juga jika kemudian berbagai makanan khas Imlek juga menjadi hantaran untuk saudara atau teman yang merayakan Imlek.
5. Waktu Kumpul Keluarga
Sama seperti hari-hari besar keagamaan lain, Imlek menjadi momen sakral berkumpul bersama keluarga. Bukan hanya keluarga inti, melainkan keluarga besar dari kakek-nenek hingga para cucu. Pada momen Imlek ini, orang Tionghoa biasanya membuat acara tersendiri dalam sehari yang melibatkan semua anggota keluarga.
Kegiatan bersama tersebut juga beragam, mulai dari sembahyang di klenteng, makan bersama, atau sekadar menonton pertunjukan barongsai bersama. Saat momen berkumpul inilah biasanya orang-orang dewasa yang sudah menikah membagi-bagikan angpao ke anggota keluarga yang masih kecil ataupun yang belum menikah.
6. Barongsai
Tradisi pertunjukan barongsai sepertinya bukan hanya dinantikan oleh warga etnis Tionghoa. Pertunjukan ini juga menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat lain yang tidak merayakan Imlek. Semua orang dapat terhibur dengan adanya barongsai ini.
Barongsai sendiri merupakan tradisi wajib pada setiap perayaan Imlek yang sudah sangat erat dengan kultur Tionghoa. Dahulu kala, tujuan dari tarian barongsai ini adalah untuk mengusir roh-roh jahat. Hingga sekarang tradisi ini masih bertahan dan pasti muncul saat Imlek.
Nah, itulah tadi ulasan mengenai sejarah, asal usul, hingga tradisi Imlek yang biasanya ada. Buat kamu yang tengah menyiapkan perayaan Imlek, semoga acara keluarga nanti berjalan seru dan lancar ya!