Pangan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi sampai akhir hayat jadi sesuatu yang sangat krusial namun kerap disepelekan. Walau kebutuhan untuk makan dapat diperoleh secara mandiri dengan cara mengolahnya dari bahan-bahan yang kemudian dibuat sesuai selera, tapi kebutuhan akan makanan instan atau frozen food juga tetap tinggi. Oleh karenanya, makanan kemasan jadi sesuatu yang banyak diproduksi belakangan ini. Tapi bagi produsen, pemilihan kemasan rupanya jadi sesuatu yang perlu untuk diperhatikan.
Kebutuhan dan keinginan untuk bisa menyantap makanan dengan cepat, murah, terjangkau, dan mudah didapat memang semakin menjadi-jadi beberapa tahun ke belakang ini. Kepraktisan dan cepatnya makanan dalam kemasan membuat banyak individu bahkan rumah tangga lebih memilih makanan kemasan.
Berbicara mengenai makanan kemasan, hal yang satu ini sangat identik dengan 3 mitos yang selalu ada, berbahaya, mengandung banyak MSG, dan mengandung banyak pengawet. Berbicara mengenai ketiga hal yang sering jadi pembicaraan banyak orang tersebut sangatlah menarik, tapi coba kita fokus kepada pertanyaan “apakah makanan kemasan akan selalu mengandung banyak pengawet?”
Daftar Isi
Apakah makanan kemasan selalu diberi pengawet?
Pengawet dalam makanan bukanlah hal yang baru. Kebanyakan produsen mungkin saja menggunakan pengawet untuk beberapa alasan, yang paling sering dan sangat masuk akal adalah untuk memberikan keamanan pada makanan sehingga tidak cepat basi walau melewati tahap distribusi yang sangat panjang.
Sebenarnya, ada bahan-bahan pengawet dalam makanan yang bisa digunakan dan aman untuk dikonsumsi. Misalnya seperti Asam Sorbat, Kalium Nitrit yang biasa digunakan pada daging kornet, atau Kalsium Benzonat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam makanan.
Jika digunakan dalam batas wajar dan aturan standar yang telah ditetapkan, sebenarnya penggunaan beberapa bahan pengawet tetap bisa digunakan pada makanan. Namun, bagaimana dengan kamu yang ternyata menjual produk homemade atau makanan sehat? Apakah juga perlu menggunakan bahan pengawet agar produk yang ada bisa didistribusikan secara luas tanpa mengalami hambatan?
Tahukah kamu kalau pertanyaan tersebut ternyata bisa dijawab dengan satu hal yang selama ini juga pasti kamu gunakan pada kemasan mu, yaitu kemasan. Betul sekali, kemasan jadi hal yang ternyata bisa jadi alternatif lain dari penggunaan bahan kimia pengawet yang punya efek samping dan cukup dihindari oleh banyak konsumen.
Penggunaan jenis kemasan ini yang ternyata memengaruhi produk kamu
Kemasan emang jadi sesuatu yang sudah pasti akan kamu gunakan untuk menunjang banyak hal di produk mu. Pada umumnya, kemasan masih digunakan hanya sebatas alat untuk mengamankan produk dari kontak luar sehingga pengemasan sering dilakukan dengan apa adanya. Tanpa pernah mengindahkan estetika, fungsional, maupun identitas brand yang potensial pada sebuah kemasan.
Baca juga : Kupas Tuntas Bagian 1: Kemasan Plastik Standing Pouch
Daripada menggunakan bahan pengawet yang bisa berdampak dan punya citra cukup buruk di mata konsumen, rupanya penggunaan kemasan juga bisa memengaruhi masa berlaku atau kedaluwarsa produk mu. Tentunya tidak semua jenis kemasan memiliki jaminan untuk bisa mengawetkan produk secara alami atau menjadikannya lebih tahan lama saat proses distribusi. Ada beberapa jenis kemasan yang bisa kamu gunakan untuk membuat produk makanan mu bisa tetap awet tanpa bahan pengawet.
Kami akan membahasnya berdasarkan dua jenis kemasan yang umum digunakan selama ini. Simak penjelasannya dengan teliti ya.
Kemasan kertas
Kemasan kertas jadi jenis kemasan yang banyak digunakan oleh produsen makanan. Jenis kemasan ini terdiri dari banyak bahan yang bisa digunakan berdasarkan kebutuhan.
Namun, walaupun sering digunakan pada kemasan makanan, rupanya kemasan kertas tidak begitu direkomendasikan untuk produk-produk yang akan dikirim atau didistribusikan untuk waktu yang lama.
Pemilihan kemasan kertas yang ada pada produk tidak menjamin ketahanan terhadap air dan minyak. Hal tersebut mungkin saja bisa merusak produk sebelum sampai ke tangan konsumen. Penggunaan kemasan kertas untuk produk makanan bisa digunakan jika produk yang ada sifatnya bisa langsung dimakan. Atau ketika konsumen membelinya di toko offline untuk dibawa pulang ke rumah. Pemilihan kemasan kertas bisa menjaga produk makanan hanya untuk 2-3 hari di tempat kering.
Kemasan plastik
Kemasan plastik jadi hal yang juga sering digunakan oleh banyak produsen untuk mengemas makanannya. Jika kemasan kertas tidak begitu direkomendasikan untuk produk yang akan didistribusikan dalam waktu lama, hal tersebut berbeda dengan kemasan plastik.
Bahan plastik memiliki susunan yang solid untuk mempertahankan produk dari kontak luar bahkan udara sekalipun. Sehingga sangat tepat untuk produk yang ingin dijual ke banyak pelosok tanpa perlu menggunakan pengawet.
Apalagi ada metode sealer yang bisa kamu gunakan untuk membuat makanan jauh lebih awet dan tahan lama. Penggunaan sealer dengan cara membuang udara pada kemasan bisa sangat tepat untuk mengawetkan makanan. Produk makanan yang dikemas dengan plastik nylon kedap udara diketahui bisa menjaga produk tetap segar dan awet.
Produk makanan yang dikemas dengan plastik ternyata bisa bertahan sampai 15 – 20 hari. Jika produk dimasukkan ke dalam freezer pun juga semakin memperpanjang usia produk hingga beberapa bulan yang akan datang. Saat ini ada banyak tempat yang menyediakan cetak plastik kemasan untuk kamu gunakan.