Kemasan bumbu dapur yang baik ternyata bisa menjaga kualitas produk? apakah benar demikian?
Selama ini bumbu dapur menjadi komoditi yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia punya begitu banyak kekayaan alam termasuk kekayaan komoditi rempah-rempah yang membuat cita rasa masakan jadi lebih kuat.
Berbagai macam masakan asli Indonesia membutuhkan bumbu dapur yang juga sangat beragam. Bahkan untuk membuat satu porsi nasi goreng sekalipun membutuhkan bumbu dapur yang kuat sehingga tercipta rasa yang lezat dan menggugah selera.
Begitu pun untuk makanan lain yang juga akan membutuhkan bumbu dapur yang lebih banyak. Sayangnya tidak semua orang bisa meracik bumbu dapur yang tepat sesuai kebutuhan masakan. Kesalahan dalam meracik bumbu dapur bisa berakibat buruk pada masakan yang akhirnya gagal.
Oleh karena itu, saat ini kita bisa banyak melihat produk bumbu dapur yang tersebar secara umum. Para produsen bumbu dapur bisa menjawab kebutuhan pasar bagi konsumen yang membutuhkan racikan bumbu dapur untuk berbagai sajian.
Keberadaan bumbu dapur lantas menjadi hal yang sangat memudahkan konsumen masa kini. Hal ini karena persoalan kesalahan dalam meracik bumbu dapur bisa diminimalisir dengan menggunakan bumbu dapur dalam kemasan.
Di pasaran, ada banyak jenis bumbu dapur yang beredar. Biasanya bumbu dapur tersebut hadir dalam bentuk bubuk dan bumbu halus yang sudah dihaluskan. Kedua jenis bumbu dapur ini memiliki tingkat sensitivitas dan perlindungan yang berbeda.
Bumbu dapur kemasan tidak hanya unggul dalam memudahkan konsumen untuk meracik masakan dengan bumbu yang ada, namun juga unggul dari segi kemasan yang bikin praktis.
Namun, ketika kita berbicara tentang kemasan, sudahkah para produsen bumbu dapur menggunakan kemasan yang memadai? Para produsen bumbu dapur dalam kemasan sebaiknya mulai memikirkan cara pengemasan yang bisa membantu produk terjaga lebih baik untuk waktu yang panjang.
Hal tersebut karena ada banyak kasus di mana bumbu dapur justru rusak ketika proses distribusi. Barangkali bumbu dapur yang rusak, berjamur, atau beraroma tengik menjadi kendala yang selama ini sering dihadapi para produsen.
Kemasan bumbu dapur dalam menjaga dan melindungi produk pun perlu menjadi perhatian khusus para produsen. Hal ini karena ketika produsen sudah memasarkannya secara umum, tidak ada pelindung lain pada produk tersebut selain kemasan.
Jika produk bumbu dapur menggunakan kemasan yang tidak sesuai dengan kebutuhan produk tersebut, atau bahkan menggunakan kemasan yang salah, maka tidak heran jika produk bisa rusak dalam waktu yang singkat.
Daftar Isi
Kemasan bumbu dapur
Seiring berjalannya waktu, kemasan memiliki banyak fungsi lebih dari sekadar pelindung produk. Fungsi utama sebagai pelindung produk tentu tetap menjadi prioritas, namun produk tidak hanya perlu untuk terlindungi tapi juga perlu produsen pastikan untuk bisa bertahan lama sesuai dengan masa kedaluwarsa.
Kemasan yang menjawab fungsi sebagai pelindung produk boleh jadi hanya terbatas untuk menjaga produk dari kotoran atau debu, tapi kemasan yang menjaga shelf life atau umur simpan produk juga menjadi hal yang penting.
Bagi produk bumbu dapur yang mudah mengalami kerusakan, memastikan umur simpan produk berjalan sesuai dengan yang seharusnya mungkin menjadi perkara yang cukup sulit. Bisa jadi produk yang produsen anggap sudah masuk ke kemasan dan akan bertahan lama, justru rusak karena hal-hal yang tidak terduga.
Produk bumbu dapur secara umum memang tidak memiliki umur simpan yang lama, apalagi jika itu produk bumbu basah yang memiliki kadar air, minyak, atau lemak berlebih. Hal ini karena produk bumbu bersumber dari bahan alami. Tapi, dengan menggunakan kemasan yang tepat, bumbu dapur tetap bisa bertahan untuk waktu yang cukup panjang.
Kemasan bumbu dapur memiliki spesifikasi khusus yang perlu untuk menjawab semua kebutuhan produk bumbu dapur. Untuk menjawab semua spesifikasi yang harus ada pada kemasan produk bumbu dapur, simak penjelasannya berikut ini, ya:
1. Kemasan tahan minyak dan lemak
Produk bumbu dapur memiliki karakteristik tersendiri karena memiliki kadar minyak, lemak, dan air yang cukup banyak daripada jenis produk lain. Produk bumbu dapur basah misalnya, memiliki kadar air yang cukup banyak karena bumbu halus tersebut biasanya sudah tergiling.
Kemasan yang produsen perlukan untuk menjawab tantangan tersebut haruslah memiliki spesifikasi yang tahan terhadap minyak dan lemak. Dalam hal ini, kemasan plastik fleksibel menjadi solusi yang bisa kamu gunakan.
Kemasan plastik fleksibel menjadi jenis kemasan yang cocok untuk produk bumbu dapur karena tahan terhadap minyak, air, dan lemak sehingga kemasan akan melindungi produk dengan maksimal.
Kemasan bumbu dapur yang terbuat dari bahan paperfoil sebaiknya dihindari karena bahan paper yang digunakan tidak tahan terhadap air, minyak, dan lemak yang terkandung dalam produk. Jika kamu menggunakan kemasan paperfoil untuk produk bumbu dapur, maka kemungkinan besarnya produk bisa rusak.
Kemasan paperfoil bisa terkelupas sehingga produk akan sangat berantakan. Maka dari itu, kemasan plastik fleksibel menjadi pilihan terbaik untuk berbagai jenis produk bumbu dapur.
2. Kemasan sebaiknya kedap cahaya
Kemasan bumbu dapur memerlukan proteksi terbaik dalam menjaga produk dari paparan cahaya matahari langsung. Hal ini karena paparan sinar matahari secara langsung dan dalam kurun waktu yang lama akan berdampak pada produk yang kehilangan kualiatas terbaiknya.
Produk bumbu dapur baik dalam bentuk basah pun bubuk dalam hal ini menjadi produk yang sangat rentan rusak jika terkena paparan sinar. Maka dari itu sebaiknya kemasan bisa menghalau sinar matahari untuk masuk menembus ke produk.
Kemasan yang kedap cahaya biasanya ada pada bahan aluminium. Bahan kemasan fleksibel untuk campuran aluminium akan dengan sangat baik menghalau sinar matahari masuk ke kemasan.
Ketika para produsen menggunakan bahan kemasan yang kedap cahaya, hal tersebut sudah selangkah lebih maju untuk melindungi produk.
3. Pastikan kemasan tersegel dengan rapat
Ada beberapa hal yang sering terlupakan oleh para produsen bumbu dapur, yakni bagian segel kemasan. Kemasan fleksibel memiliki bagian yang tersegel di beberapa sisi. Sisi pada kemasan inilah yang perlu mendapat perhatian.
Pasalnya, tidak sedikit para produsen yang menutup bagian seal tersebut dengan tidak rapat. Seal yang tidak rapat bisa disebabkan karena beberapa hal, misalnya seperti mesin sealer yang tidak bagus sehingga kemasan tidak tersegel dengan rapat.
Kemasan yang tidak tersegel dengan baik bisa merusak produk dalam jangka waktu yang sangat singkat. Beberapa kerusakan yang akan mungkin terjadi adalah produk yang tumpah berantakan, berjamur, kehilangan aroma.
Bagian kemasan yang tidak tersegel dengan baik menjadi celah untuk udara masuk. Padahal seperti yang kita ketahui, produk dalam kemasan sebaiknya tidak boleh terkena udara/oksigen untuk menjaga kualitas terbaik produk.
Cara yang paling mudah untuk mendapatkan kemasan yang tersegel dengan rapat dan baik adalah menggunakan mesin sealer yang memiliki kekuatan perekat yang baik. Selain itu, pastikan juga kamu memasukkan produk ke dalam kemasan tidak berlebihan. Produk yang terlalu banyak masuk ke kemasan akan menyulitkan kamu ketika proses penyegelan. Selain itu, produk juga tidak begitu enak dipandang.